Alami Sembelit Hingga Turun Berat Badan, Apa yang Mesti Dikerjakan?
Jakarta, Pada bln. Mei s/d Juli, saya alami sembelit satu hari 3 kali, BAB keras serta tak selesai. Agustus BAB encer kadang-kadang sembelit dibarengi darah merah, kadang-kadang hitam. Berat Badan turun dari 54 kg ke 48 kg namun nafsu makan tak ada permasalahan, satu hari dapat 5 hingga 6 kali namun walau perut merasa penuh serta tak enak serta di perut sisi kanan bawah nampak sejenis gelembung atau terkadang menonjol terkadang tak. Hanya tetaplah ada apabila diraba namun tak sakit, mengapa? Apa yang perlu saya kerjakan? Telah kontrol ke enam dokter di Mojokerto lantaran bertempat saya di Mojokerto. Obat yang telah saya minum nyaris semuanya type antasida. Terimakasih. Eijung Yulianto (Pria lajang, 23 th.) stefanuslieseXXXXX@yahoo. co. idTinggi Badan 168 cm, berat Badan 50 kgJawabanBAB berdarah berwarna merah fresh didalam dunia kedokteran dimaksud hematokezia. Biasanya datang dari saluran pencernaan sisi bawah. Sebagian diagnosis yang mungkin saja dari hematokezia diantaranya : penyakit perianal (di sekitaran anus) seperti wasir serta fisura ani. Infeksi usus. Inflammatory Bowel Disease (IBD). Divertikulosis kolon serta/atau usus halus. Angiodisplasia. Neoplasia kolon serta/atau usus halus. Kolitis (baik iskemik ataupun radiasi). Pasien umur muda dengan nyeri perut, perdarahan rektum, diare berlendir mungkin saja menanggung derita IBD. BAB berdarah berwarna hitam ter didalam dunia kedokteran dimaksud melena. Biasanya datang dari saluran pencernaan sisi atas, yakni : jejunum proksimal, duodenum (usus dua belas jari), gaster (lambung), esofagus (kerongkongan). Sebagian diagnosis yang mungkin saja dari melena diantaranya : ruptur varises esofagus, ulkus gaster, gastritis erosif, kanker, esofagitis, gastropati hipertensi portal, polip. Melena yang dikarenakan oleh gastritis erosif atau ruptur varises esofagus membutuhkan kontrol kelanjutan untuk tahu penyebabnya tentunya. Kontrol yang dikerjakan bisa berbentuk : - Masukan isi lambung dengan pipa nasogastrik untuk tahu tempat perdarahan dengan cara kasar. Hasil bisa negatif palsu jika perdarahan telah berhenti atau perdarahan bersumber di duodenum. - Endoskopi saluran cerna atas, untuk memvisualisasikan tempat perdarahan. Terlebih dikerjakan jika ada keraguan ada varises esofagus. Butuh di perhatikan juga status hemodinamik untuk memerkirakan jumlah darah yang hilang, lewat ada tidaknya takikardi (denyut jantung cepat), hipotensi ortostatik (desakan darah rendah akibat pergantian posisi), hipotensi, syok hipovolemik. Kontrol dubur (rektal, rektum) berbentuk colok dubur (rectal touche), dikerjakan untuk membedakan pada hematokezia serta melena. Kontrol endoskopi, colon in loop kontras ganda, rontgen OMD, USG hati serta/atau perut, CT scan perut, photo perut tiga posisi, anoskopi, kolonoskopi, proktosigmoidoskopi dapat juga direferensikan dokter sesuai sama tanda-tanda, untuk menegakkan diagnosis. Hematemesis melena ini mesti selekasnya diterapi, apabila tidak bisa berlangsung komplikasi berbentuk : anemia lantaran perdarahan, shock hipovolemik, tidak berhasil ginjal akut, masukan pneumonia, sindrom hepatorenal, koma hepatikum. Apabila telah berkonsultasi ke dokter umum, tetapi belum lebih baik, jadi dipersilakan untuk memohon referensi ke dokter spesialis penyakit dalam. Sekian keterangan ini, mudah-mudahan memberi jalan keluar. Salam sehat serta berhasil senantiasa. dr. Dito Anurogo, bekerja di Indonesian Young Health Professionals' Society (IYHPS). (hrn/vit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar